Yang disebut peluru (proyektil) adalah sebuah benda yang
diberi kecepatan awal kemudian menempuh lintasan yang arahnya sepenuhnya
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi dan hambatan udara. Bola Baseball yang
dipukul, bola kaki yang dilempar atau ditendang, sebuah bola basket yang
dilempar, paket yang dijatuhkan dari pesawat, peluru yang ditembakan dari
larasnya adalah peluru (proyektil).
Lintasan yang ditempuh disebut trayektori.
Gambar 1: Gerak peluru pada permainan Baesball |
Untuk menganalisis jenis gerak
ini, kita memulai dengan model gerak peluru yang ideal yang menggambatkan
peluru sebagai sebuah partikel tunggal dengan percepatan (akibat gravitasi)
yang konstan baik besar maupun arahnya. Kita abaikan efek dari hambatan udara
dan lengkungan serta rotasi bumi. Seperti semua model, model ini mempunyai
keterbatasan. Lengkungan bumi harus diperhatikan dalam pergerakan peluru
kendali jarak jauh, dan hambatan udara merupakan hal yang tidak dapat diabaikan
seorang penerjung payung. Meskipun demikian kita dapat belajar banyak dari
analisis model sederhana ini. Untuk seterusnya kita bahas gerak peluru ini
khusus untuk hambatan udara diabaikan.
Awalnya kita perhatikan bahwa
gerak peluru selalu dibatasi pada sebuah bidang vertikal yang ditentukan oleh
arah dari kecepatan awal, gambar 1. Hal ini karena percepatan gravitasi murni
vertikal. Gravitasi tidak dapat memindahkan peluru pada arah horisontal. Oleh
sebab itu gerak peluru merupakan gerak dua dimensi. Kita sebut bidang gerak
peluru sebagai bidang koordinat xy, dengan sumbu x horisontal dan sumbu y
vertikal ke atas.
Kunci untuk menganalisis gerak
peluru ini adalah kita dapat memperlakukan koordinat x dan y secara terpisah. Percepatan
pada komponen x adalah nol, dan pada komponen y adalah konstan dan sama dengan –g.
Jadi, kita dapat menganalisis gerak peluru sebagai kombinasi dari gerak horisontal dengan kecepatan tetap dan gerak vertikal dengan percepatan tetap. Mengapa?
Perhatikan gambar 2!
Gambar 2: Ketidaktergantungan gerak horisontal terhadap vertikal |
Kemudian kita dapat menyatakan
seluru hubungan vektor posisi, kecepatan dan percepatan dengan persamaan
terpisah untuk komponen horisontal dan vertikalnya. Gerak peluru sesungguhnya
adalah superposisi dari dua gerak yang terpisah tersebut.
Komponen percepatan, a adalah
ax = 0, dan ay
(gerak peluru tanpa hambatan udara)
biasanya kita akan menggunakan g = 9,8 m/s2. Karena percepatan
x dan y keduanya konstan kita dapat menggunakan persamaan-persamaan pada gerak
lurus berarturan dan gerak lurus berubah beraturan arah vertikal. Sehingga,
misalkan pada waktu t = 0 partikel ada pada koordinat (x0, y0)
dan pada waktu ini komponen kecepatannya v0x dan v0y. Komponen
percepatannya ax = 0 dan ay = - g. Tinjau gerak pada komponen x terlebih dahulu, kita peroleh,
Pada sumbu x (gerak lurus
beraturan/kecepatan konstan)
vx (kecepatan setiap
saat) = v0x (1)
x = x0 + v0xt (2)
pada sumbu y (gerak dengan
percepatan konstan/GLBB),
vy = v0y – gt (3)
y = y0 + v0yt
– ½ gt2 (4)
biasanya agar mudah posisi awal (pada
saat t = 0) dijadikan pusat koordinat, pada soal ini x0 = y0
= 0. Titik pada contoh ini mengkin berupah posisi bola tepat saat meninggalkan
tangan pelempar atau posisi peluru tepat saat meninggalkan laras senapan.
Gambar 3: Trayektori dari sebuah benda yang dilemparkan dengan kecepatan awal v0 dan sudut θ di atas horisontal |
Gambar 3 memperlihatkan lintasan
dari peluru yang diawali pada v0 (laju awal) dan sudutnya θ terhadap
sumbu x positif. Dalam bentuk v0 dan θ, komponen v0x dan
v0y dari kecepatan awal adalah
v0x = v0 cos θ dan v0y = v0 sin θ (5)
dengan menggunakan hubungan ini pada
persamaan (1) sampai
(4) kita peroleh,
x = x0 + (v0 cos θ)t (6)
y = y0 + (v0 sin θ)t – ½ gt2 (7)
vx = v0 cos θ (8)
vy = v0 sin θ – gt (9)
persamaan-persamaan ini
menggambarkan posisi dan kecepatan dari peluru pada gambar 3. Kita dapat
memperoleh banyak informasi dari persamaan-persamaan ini. Sebagai contoh, pada setiap saat jarak peluru r dari pusat
koordinat diberikan oleh
r2 = x2 + y2 (10)
laju peluru (besar kecepatannya)
pada setiap saat adalah
v2 = vx2 + vy2 (11)
arah dari kecepatan dalam bentuk
sudut α
yang dibentuk terhadap sumbu x positif, diberikan oleh
tan α = vy/vx (12)
vektor kecepatan v adalah tangensial (menyinggung)
trayektori pada setiap titik.
Gambar 4: Foto troboskopik dari pantulan sebuah bola, memperlihatkan trayektori parabola yang terjadi setelah setiap pantulan |
Kita dapat menurunkan persamaan
untuk bentuk trayektor ini dalam bentuk x dan y dengan mengeliminasi t. Dari persamaan
(6) dan (7), dengan asumsi x0 = y0 = 0, diperoleh t = x/(v0 cos θ)
dan
y = (tan θ)x – {g/(2v02 cos2 θ)}x2 (13)
jangan khawatir dengan rincian
dari persamaan ini, yang penting adalah bentuk umumnya. Besaran v0,
tan θ,
cos θ
dan g adalah konstan sehingga
persamaannya berbentuk
y = bx – cx2 (14)
dengan b dan c adalah konstanta. Ini
adalah persamaan parabola, gambar (4). Dalam gerak
peluru, dengan model sederhana yang kita miliki, trayektori gerak peluru selalu
parabola.
Gambar 5: Hambatar udara mempunyai efek kumulatif terhadap gerak sebuah baseball |
Kita telah sebutkan di awal tadi
bahwa hambatan udara tidak selamanya diabaikan. Saat hambatan udara tidak
diabaikan, perhitungannya menjadi lebih rumit. Efek hambatan udara tergantung
pada kecepatan sehingga percepatannya tidak lagi konstan. Gambar 5 memperlihatkan
simulasi komputer dari trayektori sebuah baseball dengan v0 = 50 m.s-1
dan θ
= 53,10, dengan dan tanpa hambatan udara yang sebanding dengan
kuadrat dari laju bola. Terlihat pada gambar bahwa hambatan udara mempunyai
pengaruh yang sangat besar, tinggi maksimum dan rentangnya akan menurun dan
trayektorinya bukan lagi sebuah parabola.
Post a Comment for "Gerak Parabola (gerak peluru)"
Sobat Fisika! Berikan Komentar di kolom komentar dengan bahasa yang sopan dan sesuai isi konten...Terimasih untuk kunjunganmu di blog ini, semoga bermanfaat!