Pada sebagian besar tumbukan, kita biasanya tidak
mengetahui bagaimana gaya tumbukan berubah menurut waktu, dan dengan demikian
analisis dengan menggunakan hukum Newton kedua menjadi sulit atau bahkan tidak
mungkin. Tetapi kita tetap bias menemukan banyak hal mengenai gerak setelah
tumbukan, jika diketahui gerakan awal, dengan menggunakan hukum kekekalan
momentum dan energi. Pada tumbukan dua bola bilyar seperti sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa momentum totalnya kekal. Jika kedua benda tersebut sangat
keras dan tidak ada panas yang dihasilkan oleh tumbukan, maka energy kinetiknya
juga kekal. Dengan hal ini, yang dimaksud adalah jumlah energy kinetic kedua
benda setelah tumbukan sama dengan jumlah energy kinetic kedua benda setelah
tumbukan. Tentu saja selama waktu yang singkat pada waktu kedua benda
bersentuhan, beberaoa (atau semua) energy disimpan sesaat dalam bentuk energy
potensial elastic. Tetapi jika kita bandingkan energy kinetic total sebelum
tumbukan dengan total energy kinetic setelah tumbukan, ternyata sama. Tumbukan
seperti ini, di mana energy kinetic total kekal, disebut tumbukan lenting. Jika kita gunakan indeks 1 dan 2
untuk mereprentasekan kedua benda, kita dapat menuliskan persamaan untuk
kekekalan energy kinetic total sebagai berikut
½ m1v12 + ½ m2v22 = ½ m1v’12 + ½ m2v’22 [tumbukan lenting] (1)
Di sini, besaran dengan benda aksen (‘) berarti
setelah tumbukan dan yang tidak bertanda berarti sebelum tumbukan untuk
kekekalan momentum.
Walaupun pada tingkat
atomic tumbukan atom-atom dan molekul-molekul seringkali lenting, pada dunia
makroskopik dari benda-benda biasa, tumbukan lenting merupakan sesuatu yang
ideal yang tidak perna tercapai, karena paling tidak sedikit energy panas (dan
mungkin suara dan bentuk energy lainnya) selalu dihasilkan pada waktu tumbukan.
Bagaimanapun tumbukan dua bola yang elastic, seperti bola bilyar, mendekati
lenting sempurna, dan kita sering menganggapnya demikian. Bahkan ketika energy
kinetic tidak kekal, energy total, tentu saja, selalu kekal.
Tumbukan di mana energy
kinetic tidak kekal disebut sebagai tumbukan tidak lenting.
Energi kinetic yang hilang diubah menjadi energy bentuk lain, seringkali energy
panas, sehingga energy total (sebagaimana biasanya) tetap kekal. Dalam kasus
ini bias kita tuliskan bahwa
EK1 + EK2 = EK’1 + EK’2 + energy panas dan bentuk lainnya.
Kita sekarang memiliki dua
persamaan, sehingga kita dapat menyelesaikan untuk dua hal yang tidak
diketahui. Jika diketahui massa dan kecepatan awal, kecepatan setelah tumbukan,
v’1 dan v’2 dapat
dicari dengan menggunakan persamaan-persamaan hukum kekekalan momentum dan
hukum kekekalan energy kinetic. Maka kita akan turunkan dahulu suatu hasil yang
berguna bagi kita. Untuk melakukannya kita boleh menuliskan ulang persamaan
momentum menjadi
m1 (v1 – v’1) = m2(v’2 – v2) (*)
dan kita tulis ulang
persamaan EK menjadi
m1 (v12 – v’12) = m2(v’22 – v22)
atau dengan mengingat bahwa
(a – b)(a + b) = a2 – b2 kita tuliskan persamaan ini sebagai
m1 (v1 – v’1) (v1 + v’1) = m2(v’2 – v2) (v’2 + v2) (**)
kita bagi persamaan (*) dan
(**) dan dengan menganggap v1 ≠ v’1 dan v2 ≠ v’2 didapat
v1 + v1’ = v2 + v2’.
Kita dapat menulis ulang
persamaan ini menjadi
v1 – v2 = – (v1’ – v2’) [tumbukan lenting berhadapan]
(2)
persamaan (2) merupakan
hasil yang menarik, menjelaskan kepada kita bahwa untuk tumbukan lenting laju
relative dari kedua partikel setelah tumbukan mempunyai besar yang sama seperti
sebelumnya (tetapi dengan arah yang berbeda), tidak peduli berapapun massanya.
Persamaan (2) dapat kita
rumuskan ulang menjadi,
Dari bentuk persamaan
(3), e = koefisien restitusi, dapat
kita simpulkan bahwa,
- Pada tumbukan lenting sempurna (tumbukan elastik),
berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energy kinetic
dan e = 1.
- Jika 0 < e <
1, disebut tumbukan lenting sebagian. Jenis
tumbukan ini di mana energy kinetic tumbukan tidak kekal. Sebagian energy
kinetic awal pada tumbukan seperti ini diubah menjadi energy jenis lain,
seperti energy panas atau potensial, sehingga energy kinetic akhir total
lebih kecil dari energy kinetic awal total. Kebalikannya juga bias terjadi
ketika energy potensial (seperti kimia atau nuklir) dilepaskan, di mana
energy kinetic akhir total bias lebih besar dari energy kinetic awal
total. Ledakan merupakan contoh jenis ini.
- Jika e = 0 disebut tumbukan tidak lenting sama sekali. Tumbukan ini terjadi saat kedua bola bersatu ketika bertumbukan atau dua gerbong kereta yang menyambung ketika bertabrakan merupakan contoh dari tumbukan yang tidak lenting sama sekali. Energy kinetic pada beberapa kasus seluruhnya diubah menjadienergi bentuk lain pada tumbukan yang tidak lenting, tetapi pada kasus lain hanya sebagian.
Post a Comment for "Kekekalan Energi & Momentum pada Tumbukan"
Sobat Fisika! Berikan Komentar di kolom komentar dengan bahasa yang sopan dan sesuai isi konten...Terimasih untuk kunjunganmu di blog ini, semoga bermanfaat!