Perpindahan kalor secara Konduksi

Perhatikan gambar 1, sebuah logam panjang salah satu ujungnya didekatkan pada bara api. Ujung logam lainnya akan terasa panas walaupun tidak bersentuhan langsung dengan sumber kalor (api). 
Gambar 1

Pada proses perpindahan kalor dari bagian logam yang panas ke logam yang dingin tidak terjadi perpindahan partikel-partikel dalam sendok. Proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel dinamakan konduksi.
Konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut.
  1. Pemanasan pada satu ujung zat menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energi kinetiknya bertambah.
  2. Dalam logam, kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam.
Berdasarkan kemampuan menghantar kalor, zat dibagi atas dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor ialah zat yang mudah menghantar kalor dan Isolator ialah zat yang sukar menghantar kalor.
Gambar 3

Anda dapat dengan mudah menemukan manfaat konduktor dan isolator dalam kehidupan sehari-hari. Kita memasak makanan tanpa perlu nyala api bersentuhan langsung dengan makanan. Untuk itu, kita gunakan panci yang terbuat dari aluminium (konduktor) untuk menghantarkan kalor dari api ke bahan makanan atau air yang dimasak (gambar 3). Agar kita dapat memegang gagang panci tanpa merasa panas karena konduksi, gagang panci biasanya terbuat dari kayu atau plastik (isolator).
Gambar 4

Bagian alas setrika listrik terbuat dari logam (konduktor) agar dapat menghantar kalor dari energi listrik ke pakaian yang disetrika. Agar anda dapat memegang setrika tanpa merasa panas, gagang setrika dibuat dari plastik (isolator). Jika setrika tidak digunakan, alas setrika diletakkan di atas tutup penghambat kalor yang terbuat dari bahan isolator (gambar 4). Dengan demikian, alas setrika tidak memanasi meja setrika.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Konduksi Kalor
Perhatikan gambar 5 untuk menjelaskan konduksi kalor secara kuantitatif. Laju konduksi kalor melalui sebuah dinding bergantung pada empat besaran.
Gambar 5
  1. Beda suhu di antara kedua permukaan ∆T = T2T1; makin besar beda suhu, makin besar perpindahan kalor.
  2. Ketebalan dinding, d; makin tebal dinding makin lambat perpindahan kalor.
  3. Luas permukaan A; makin luas permukaan, makin cepat perpindahan kalor.
  4. Konduktivitas termal, k; merupakan ukuran kemampuan zat yang menghantarkan kalor, makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak kalor Q yang melalui dinding selama selang waktu t dinyatakan oleh
Di bawah ini merupakan daftar nilai konduktivitas termal berbagai zat>
NILAI KONDUKTIVITAS TERMAL (k) BERBAGAI BAHAN PADA SUHU 0° C
BahanW/m x °CBtu/h x ft x °F
Logam
         Perak (murni)410237
         Tembaga (murni)385223
         Aluminium (murni)202117
         Nikel (murni)9354
         Besi (murni)7342
         Baja karbon, 1% C4325
         Timbal (murni)3520,3
         Baja krom-nikel16,39,4
              (18% Cr, 8% Ni)
Bukan Logam
         Kuarsa (sejajar sumbu)41,624
         Magnesit4,152,4
         Marmar2,08-2,941,2-1,7
         Batu pasir1,831,06
         Kaca, jendela0,780,45
         Kayu mapel atau ek0,170,096
         Serbuk gergaji0,0590,034
         Wol kaca0,0380,022
Zat cair
        Air-raksa8,214,74
        Air0,5560,327
        Amonia0,5400,312
        Minyak Lumas, SAE 500,1470,085
        Freon 12,CCl2 F20,0730,042

Gas
       Hidrogen0,1750,101
       Helium0,1410,081
       Udara0,0240,0139
       Uap air (jenuh)0,02060,0119
       Karbon dioksida0,01460,00844


Post a Comment for "Perpindahan kalor secara Konduksi"