Kita telah melihat bahwa jika suatu proses termodinamik
melibatkan perubahan volume, maka sistem yang mengalami proses tersebut
melakukan kerja (positif atau negatif) terhadap lingkungannya. Kalor/panas juga
mengalir masuk atau keluar dari sistem selama proses jika terdapat perbedaan suhu di antara sistem
dan lingkungannya. Bagaimana jika usaha yang dilakukan oleh sistem dan kalor
yang ditambahkan ke sistem selama proses termodinamik bergantung pada
berlangsungnya proses tersebut secara rinci.
Ketika suatu sistem termodinamik berubah dari keadaan awal
menuju keadaan akhir, sistem tersebut akan melewati serangkaian keadaan
menengah. Kita sebut rangkaian keadaan ini sebagai lintasan. Selalu terdapat banyak kemungkinan berbeda yang tidak
terbatas untuk keadaan menengah tersebut. Ketika semuanya berupa keadaan
setimbang, maka lintasan dapat diplotkan pada sebuah diagram pV, gambar 1a.
Titik 1 menggambarkan suatu keadaan awal dengan tekanan p1 dan
volume V1, dan titik 2 mewakili sebauah keadaan akhir dengan tekanan
p2 dan volume V2. Untuk melalui keadaan 1 ke keadaan 2,
kita dapat menjaga tekanan konstan pada p1 sementara sistem
berekspansi menuju volume V2 (titik 3, gambar 1b), kemudian
mengurangi tekanan menjadi p2 (mungkin dengan mengurangi suhu)
sementara menjaga volume konstan pada V2 (pada titik 2 dalam diagram).
usaha yang dilakukan oleh sistem selama proses ini adalah luas di bawah garis 1
-> 3, tidak ada usaha selama proses volume konstan 3 -> 2. Kemungkinan
lain, sistem juga dapat melewati lintasan 1 -> 4 -> 2, gambar 1c. Pada
kasus ini usaha adalah luasan di bawah garis 4 ->2, dari 1 ke 2 adalah
kemungkinan yang lain, gambar 1d dan usaha untuk lintasan ini akan berbeda bila
dibandingkan dengan lintasan lainnya.
kita simpulkan bahwa:
Usaha yang dilakukan oleh sistem bergantung tidak hanya pada keadaan awal dan akhir, tetapi juga pada keadaan menengah, yaitu keadaan lintasan.
Lebih jauh lagi, kita dapat membuat sistem mengalami
rangkaian yang berbentuk simpul tertutup, seperti 1 -> 3 -> 2 -> 4 ->
1. Pada kasus ini keadaan akhir sama dengan keadaan awal, tetapi usaha total
yang dilakukan tidak nol. (Pada kenyataannya, hal ini digambarkan pada grafik
oleh luas rangkaian tertutup). Sehingga tidaklah masuk akal untuk membahas
jumlah usaha yang dimiliki suatu sistem. Pada keadaan tertentu, sebuah sistem
dapat memiliki nilai tertentu pada keadaan p, V, dan T, tetapi tidaklah masuk
akal untuk mengatakan bahwa sistem tersebut memiliki nilai W tertentu.
Seperti Usaha, Kalor juga yang ditambahkan ke suatu sistem
termodinamik ketika sistem ini mengalami perubahan keadaan bergantung pada
lintasan dari keadaan awal sampai keadaan akhir. Contohnya sebagai berikut,
seandainya kita ingin mengubah volume dari sejumlah gas ideal dari 2 L ke 5 L
dengan menjaga suhu konstan 300 K. Gambar 2 menujukkan dua cara berbeda untuk
melakukannya. Pada gambar 2a gas disimpan dalam silinder dengan piston, dengan
volume awal 2 L. Biarkanlah gas berekspansi secara perlahan, kalor yang
diberikan melalui pemanas listrik untuk menjaga suhu 300 K. Setelah berekspansi
dengan cara perlahan, terkendali dan isothermal, maka gas mencapai volume akhir
5 L gas menyerap sejumlah panas selama proses.
Gambar 1: Tiga lintasan yang berbeda beda di antara keadaan 1 dan 2. |
Gambar 2b menunjukkan proses berbeda yang menghasilkan
keadaan akhir yang sama. Wadah dikelilingi dengan dinding isolator dan dibagi
oleh partisi tipis menjadi dua bagian. Bagian bawah memiliki volume 2 L
sementara bagian atasnya 3 L. Pada bagian bawah tempatkanlah gas dengan jumlah
yang sama seperti gambar 2a, juga pada T = 300 K. Keadaan awal sama seperti
keadaan sebelumnya. Sekarang bukan partisi, gas berekspansi dengan cepat dan
tidak terkontrol, dengan tidak ada panas yang melewati dinding isolasi. Volume
akhir adalah 5,0 L sama seperti pada gambar 2a. Gas tidak melakukan usaha
selama ekspansi karena tidak mendorong apapun yang bergerak. Ekspansi gas yang
tidak terkontrol menuju keadaan vakum ini disebut ekspansi bebas (free
expansion).
Gambar 2: (a), (b) adalah ekspansi isotermal yang perlahan dikontrol dan (c), (d) ekspansi yang cepat dan tidak terkontrol |
Percobaan menunjukkan bahwa ketika suatu gas ideal mengalami
ekspansi bebas, tidak ada perubahan suhu. Dengan demikian keadaan akhir dari gas
adalah sama seperti pada gambar 2a. Keadaan (tekanan dan volume) menengah
selama transisi dari keadaan 1 ke keadaan 2 sangat berbeda pada keadaan kasus
gambar 2a dan 2b menggambarkan dua lintasan berbeda yang menghubungkan keadaan
1 dan 2 yang sama. Untuk lintasan pada gambar 2b, tidak ada kalor yang
dipindahkan ke dalam sistem, dan sistem tidak melakukan usaha. Seperti usaha,
kalor bergantung tidak hanya pada keadaan awal dan akhir tetapi juga pada
lintasannya.
Karena ketergantungan lintasan ini, tidaklah masuk akan untuk
mengatakan bahwa suatu sistem mengandung sejumlah kalor. Untuk melihat hal ini,
anggaplah kita memberikan nilai sembarang pada kalor dalam benda dalam suatu
keadaan acuan. Maka dapat dianggap kalor dalam benda pada keadaan lain akan setara
dengan kalor pada keadaan acuan ditambahkan dengan kalor yang ditambahkan
ketika benda berubah ke keadaan kedua. Tetapi hal ini membingungkan, karena seperti
telah kita ketahui kalor yang ditambahkan bergantung pada lintasan yang diambil
dari keadaan acuan ke keadaan kedua. Kita dipaksa menyimpulkan bahwa tidak ada
cara yang konsisten untuk mendefinisikan kalor dalam benda. Ini bukanlah konsep
yang bermanfaat.
Post a Comment for "Lintasan di antara keadaan-keadaan Termodinamik"
Sobat Fisika! Berikan Komentar di kolom komentar dengan bahasa yang sopan dan sesuai isi konten...Terimasih untuk kunjunganmu di blog ini, semoga bermanfaat!