Model atom yang diperkenalkan Borh mampu menjelaskan semua garis
emisi dan absorbsi dalam spektrum hidrogen. Bukan itu saja, dengan
postulat-postulatnya Borh dapat juga menurunkan rumus Balmer.
Frekuensi radiasi yang dipancarkan dan diserap dalam suatu transisi ditentukan dengan postulat kedua Borh: hf = |Ei – Ef|.
Dengan nf adalah bilangan kuantum keadaan akhir dan n, bilangan kuantum keadaan mula-mula. Dengan menggunakan rumus energi Borh diperoleh:
dengan E1 = -13,6 eV.
Panjang gelombang (λ) radiasi yang dipancarkan dapat dihitung dengan mensubtitusikan f dengan c/λ.
Bagaimana hasil ini dibandingkan dengan rumus Balmer??
Rumus Balmer dituliskan dalam bentuk:
Kita lihat bahwa kedua persamaan itu akan sama jika RH = |E1/hc| dan nf = 2. Konstanta Rydberg menurut hasil pengukuran spektroskopi adalah -1,097 x 107 m-1. Sedangkan nilai -E1/hc adalah
Kedua hasil ini sangat dekat! Ini merupakan suatu kesuksesan dari teori Borh. Dengan hasil ini Borh dapat dikatakan bahwa postulat yang dibuat Borh yang berdasarkan intuisi itu dapat dipertanggungjawabkan.
Bukan itu saja, rumus Borh yang ditunjukkan di atas dapat digunkan untuk memberikan arti fisis dari garis-garis spektral dalam deret Balmer seperti Hα, Hβ, Hγ dan Hδ.
Frekuensi radiasi yang dipancarkan dan diserap dalam suatu transisi ditentukan dengan postulat kedua Borh: hf = |Ei – Ef|.
Dengan nf adalah bilangan kuantum keadaan akhir dan n, bilangan kuantum keadaan mula-mula. Dengan menggunakan rumus energi Borh diperoleh:
dengan E1 = -13,6 eV.
Panjang gelombang (λ) radiasi yang dipancarkan dapat dihitung dengan mensubtitusikan f dengan c/λ.
Bagaimana hasil ini dibandingkan dengan rumus Balmer??
Rumus Balmer dituliskan dalam bentuk:
Kita lihat bahwa kedua persamaan itu akan sama jika RH = |E1/hc| dan nf = 2. Konstanta Rydberg menurut hasil pengukuran spektroskopi adalah -1,097 x 107 m-1. Sedangkan nilai -E1/hc adalah
Kedua hasil ini sangat dekat! Ini merupakan suatu kesuksesan dari teori Borh. Dengan hasil ini Borh dapat dikatakan bahwa postulat yang dibuat Borh yang berdasarkan intuisi itu dapat dipertanggungjawabkan.
Bukan itu saja, rumus Borh yang ditunjukkan di atas dapat digunkan untuk memberikan arti fisis dari garis-garis spektral dalam deret Balmer seperti Hα, Hβ, Hγ dan Hδ.
- Garis Hα, dapat diinterpretasikan sebagai cahaya yang dipancarkan ketika elektron berpindah dari keadaan ni = 3 ke nf = 2.
- Garis Hβ, dapat diinterpretasikan sebagai cahaya yang dipancarkan ketika elektron berpindah dari keadaan ni = 4 ke nf = 2.
- Garis Hγ, dapat diinterpretasikan sebagai cahaya yang dipancarkan ketika elektron berpindah dari keadaan ni = 5 ke nf = 2.
- Garis Hδ, dapat diinterpretasikan sebagai cahaya yang dipancarkan ketika elektron berpindah dari keadaan ni = 6 ke nf = 2.
Dengan adanya teori Borh ini lengkaplah sudah pengertin orang akan spektrum hidrogen itu.
Gambar 1: Transisi elektron menurut Borh |
Catatan: Diagram pada gambar 1 sudah cukup bagus
untuk menunjukkan proses radiasi, namus sesungguhnya menggambarkan ini
kurang tepat karena orang akan berpikir bahwa elektron meloncak-loncak
dari satu orbit ke orbit yang lain, padahal kita tidak pernah
mendeteksi/melihat orbit elektron secara ekperimen (penggambaran orbit
elektron berbentuk lingkaran digunakan Borh untuk memudahkan merumuskan
teorinya).
Cara yang lebih baik untuk mempresentasikan teori Borh adalah menggunakan diagram tingkat energi (lihat gambar diagram tingkat energi)
Post a Comment for "Model Atom Borh dan Spektrum Atom Hidrogen"
Sobat Fisika! Berikan Komentar di kolom komentar dengan bahasa yang sopan dan sesuai isi konten...Terimasih untuk kunjunganmu di blog ini, semoga bermanfaat!