Atom Hidrogen adalah atom yang paling sederhana. Dalam sebuah tabung
lucutan gas diberi beda potensial yang tinggi, sehingga terjadi lucutan
muatan listrik. Gas hidrogen menjadi bercahaya dan memancarkan cahaya
merah kebiru-biruan. Cahaya ini dapat dianalisis dengan sebuah
spektrograf (alat untuk menyelidiki spektrum). Pada pelat foto kita akan
mengamati deretan garis-garis cahaya. Setiap garis menampilkan sebuah
panjang gelombang cahaya yang diberikan oleh sumber cahaya.
Gambar 1: Spektrum atom hidrogen |
Dari semua spektrum yang ada, spektrum pancar gas hideogen yang
paling menarik, ditinjau baik dari sejarahnya maupun alasan teori.
Spektrum ini terdiri dari sederetan garis-garis seperti pada gambar 1.
Tiap garis diberi nama Hα (garis merah), Hβ (biru-hijau), Hγ (biru), dan Hδ (ungu dan ultraungu). Dengan mengutak-atik angka panjang gelombang dari tiap garis spektral, pada tahun 1885 Johann Jakob Balmer
mengatakan bahwa panjang gelombang dari garis-garis spektral ini
mengikuti suatu aturan yang sangat sederhana. Aturan ini dituliskan
dalam bentuk:
b merupakan suatu konstanta yang besarnya 364,56 nm dan n merupakan bilangan bulat yang bergantung pada jenis garis spektral, misalnya n = 3 untuk garis Hα; n = 4 untuk garis Hβ dan seterusnya. (Catatan: Balmer hanya menganalisis empat garis tersebut yang ditemukan pada waktu itu).
Rumus Balmer yang ditulis di atas sering ditulis dalam bentuk yang lebih menarik lagi seperti berikut
Dengan RH menyatakan suatu konstantayang dinamakan konstanta Rydberg,
RH = 4/b = 1,0973732 x 107 m-1
Kalau kita perhatikan dengan seksama persamaan di atas, kita pasti bertanya, mengapa kita pakai 22? Kenapa tidak 12, 32 atau 42? Atau kenapa harus bilangan bulat? Mengapa tidak pecahan?
Pertanyaan di atas juga sudah ditanyakan oleh para fisikawan ketika
Balmer menemukan rumus empirisnya (rumus empiris = rumus yang diperoleh
dari data hasil percobaan). Balmer pernah berspekulasi bahwa pasti ada
deret lain dalam spektrum atom hidrogen atau dalam atom lain. Menurut
spekulasi Balmer, deret ini pasti mempunyai aturan sederhana yang mirip
dengan deret yang ia temukan, tetapi dengan mengganti 22 menjadi 12, 32 atau 42.
Jika spekulasi Balmer benar, maka rumus Balmer dapat ditulis dalam suatu deret umum:
Untuk deret yang ditemukan Balmer, nf = 2.
Pada tahun 1908 Paschen menemukan 2 garis spektrum hidrogen pada daerah inframerah. Kedua garis masing-masing memenuhi rumus (3) untuk nf = 3 dan ni = 4,5,6,… Deret ini dinamakan deret Paschen. Ternyata spekulasi Balmer tentang adanya deret lain pada hidrogen adalah benar!
Penemuan Paschen ini disusul berturut-turut oleh Lyman, Brackett, dan Pfund. Lyman menemukan deretnya di daerah ultraviolet untuk nf = 1, sedangkan Brackett dan Pfund menemukan deretnya di daerah inframerah untuk nf = 4 dan nf = 5.
Tabel 1 menunjukkan lima deret garis-garis dalam spektrum atom hidrogen
Nama deret | |||
Lyman | 1906 – 1914 | Ultraviolet | nf = 1, ni = 2,3,4, … |
Balmer | 1885 | UV + cahaya tampak | nf = 2, ni = 3,4,5, … |
Paschen | 1908 | Inframerah | nf = 3, ni = 4,5,6, … |
Brackett | 1922 | Inframerah | nf = 4, ni = 5,6,7, … |
Pfund | 1924 | inframerah | nf = 5, ni = 6,7,8, … |
Penemuan deret-deret spektrum gas hidrogen dan penemuan aturan
sederhana ini membuat orang mencari apa sesungguhnya yang terjadi dalam
gas hidrogen sehingga ia memancarkan spektrum yang rumusnya demikian
cantik.
Post a Comment for "Spektrum Atom Hidrogen"
Sobat Fisika! Berikan Komentar di kolom komentar dengan bahasa yang sopan dan sesuai isi konten...Terimasih untuk kunjunganmu di blog ini, semoga bermanfaat!